stop dreaming start action

dompet pria kulit asli murah

Headlines

17.1.09

Bahas Gaza, Liga Arab Terpecah Jadi 2 Kubu

DOHA - Hingga minggu ketiga invasi Israel ke Gaza, sama sekali tak tampak peran signifikan negara-negara Arab dalam penyelesaian konflik tersebut. Mereka malah saling bertengkar ketika hendak merundingkan jalan tengah perdamaian Gaza.


Akibat perbedaan tersebut, anggota Liga Arab kini terpilah menjadi dua kubu. Kubu pertama dikomandani Mesir dan Arab Saudi. Sementara itu, kubu lain dimotori Qatar dan Syria. Qatar ingin persoalan agresi Israel ke Gaza dibahas tersendiri dalam sebuah konferensi tingkat tinggi (KTT) pemimpin Arab, namun Mesir dan Arab Saudi menolak. Mereka menyatakan, persoalan Gaza sebaiknya dibahas bersamaan dengan pertemuan ekonomi pada Senin lusa (19/1) di Kuwait.

Hari ini Qatar mengundang para anggota Liga Arab di Doha untuk menggalang dukungan. Sebayak 14 negara menyatakan siap hadir. Namun, KTT itu baru bisa dilaksanakan jika diikuti 15 negara anggota.

Langkah Qatar itu berusaha dibendung Arab Saudi. Sebelum pertemuan Doha dilaksanakan, negara pimpinan Raja Abdullah tersebut akan menghelat pertemuan tandingan di Riyadh.

"Kami yakin pertemuan di Doha bakal mengecewakan Arab karena tanpa persiapan,'' kata Hassan Issa, mantan diplomat Mesir, seperti dilansir Reuters kemarin (16/1). ''Ada perbedaan di antara negara-negara Arab. Anda tak akan bisa menggelar pertemuan dalam atmosfer seperti ini. Itu bakal kontraproduktif."

Arab Saudi dan Mesir didukung Tunisia, Jordania, Iraq, Bahrain, Kuwait, dan Maroko. Bila demikian, berarti Qatar dan Syiria hanya punya 14 suara, kurang satu dari ketentuan Liga Arab. "Negara-negara Arab bakal susah menekankan tujuan kepentingannya, khususnya dalam kasus Palestina,'' sebut pernyataan resmi pemerintah Maroko.

Mesir, Arab Saudi, dan negara pendukung lainnya memang dikenal sekutu dekat Amerika Serikat. Mesir, negara tetangga Gaza, dikritik banyak pihak karena menutup rapat-rapat pintu perbatasannya dengan Gaza. Itu membuat penduduk Gaza tak punya pilihan lain, selain pasrah menyambut peluru Israel. Arab Saudi, sejak operasi Cast Lead diluncurkan Israel ke Gaza pada 27 Desember lalu, tak berkomentar sepatah kata pun. Jordania memang lantang mengkritik Israel. Namun, ketika roket meluncur dari perbatasan mereka ke permukiman Israel, pimpinan negara itu tergopoh-gopoh menyangkal.

"Arab sedang kacau-balau, sungguh sangat disesalkan dan merugikan,'' kata Amr Moussa, ketua Liga Arab.

Sikap pasif dan masa bodoh negara-negara Arab itu dikritik Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad Rabu (15/1). Lewat sepucuk surat yang dilayangkan kepada Arab Saudi, Ahmadinejad mendorong Raja Abdullah agar bangkit dari kebungkamannya dan menyuarakan perlawanan.

Sementara itu, pimpinan berpengaruh Hamas, Saeed Siam, tewas dihunjam peluru Israel kemarin (16/1). Siam adalah menteri dalam negeri pemerintahan Hamas sebelum digulingkan pada 2007. Dia merupakan orang penting ketiga dalam garis struktur kepemimpinan Hamas di bawah pemimpin Hamas Ismail Haniya dan mantan Perdana Menteri Mahmoud al-Zahar. (ape/ttg)

Sumber : http://www.jawapos.co.id

3 comments:

Anonymous said...

wah mas...walopun saya kadang suka gak ngerti politik atau perang..ngelihat banyak korban di Palestina, saya prihatin juga lah..
gimana dengan anda?

blog1e said...

@ayu : sama, saya juga g terlalu ngerti politik. Cuma kita g bisa ngebohongin hati nurani kita. Siapa yng tega lihat ratusan perempuan, anak2, gugur karena alasan yang tidak jelas, sedangkan dunia menutup mata?

Anonymous said...

mebicarakan konflik gaza emang ga ada abisnya, kapan ya dunia jadi damia

Post a Comment

 
Blog 1e | Alumni Polinema | Trik Tips | Free Download | Stop Dreaming Start Action

© Copyright by Blognya 1e | Template by Fanchon0706 | Blog Trick at EasyBlogTrick